anemia lokal yg disebabkan penyumbatan arteri

Adabeberapa gangguan pada komponen darah yaitu: anemia, leukemia, thalasemia, dan AIDS. 1) Anemia. Anemia biasa dikenal dengan kurang darah. Penyebab anemia yaitu kekurangan haemoglobin (Hb), kekurangan zat besi (Fe), atau kekurangan sel darah merah. Kadar Hb normal adalah 12-16% dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5 juta/mm3. Bazıseviyeler zordur, bu yüzden kendiniz geçemezseniz, TTS Pintar Anemia lokal yang disebabkan penyumbatan arteri cevaplarında size yardımcı olabilecek bu kılavuzu yapmaya karar verdik. Web sitemizi kullanarak, MeluApp geliştirici tarafından yaratılan TTS Pintar oyununu diğer oyunlarla birlikte hızla çözüp tamamlayabilirsiniz. CoronaryArtery Bypass Graft (CABG) Definisi Coronary Artery Bypass Graft merupakan salah satu metode revaskularisasi yang umum dilakukan pada pasien yang mengalami atherosclerosis dengan 3 atau lebih penyumbatan pada arteri coroner atau penyumbatan yang signifikan pada Left Mean Artery Coroner (Chulay&Burns, 2006). Secara suatupenyakit akut dan bisa menjadi kronik, disebabkan protozoa yang hidup intrasel, genus plasmodium. 42. cirrhosis hepatis (sirosis hati) keaddan penyakit yg sudah lanjut di mana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyak nya jaringan ikat di dalam hati. Penyakit ini dapat terjadi karena virus hepatits b dan c yang berkelanjutan. 43. Tujuan: dapat mempertahankan integritas kulit. 1) Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema, ekskoriasi. 2) Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak bergerak atau ditempat tidur. 3) Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Sie Sucht Ihn Für Gemeinsame Unternehmungen. Dari banyak kelainan darah, penyakit anemia sel sabit atau sickle cell anemia merupakan salah satu yang paling berbahaya. Bukan tanpa alasan, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius yang dapat berujung pada kematian. Menurut sebuah publikasi di Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat, meski kasusnya tidak terlalu tinggi, angka kematian akibat penyakit ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Seperti apa sih penyakit anemia sel sabit itu? Apa saja penyebab dan gejalanya? Baca juga Bukan Cuma Pusing, Ini Ragam Gejala Anemia yang Mesti Kamu Waspadai Apa itu penyakit anemia sel sabit atau sickle cell anemia? Bentuk eritrosit normal dan sabit. Sumber foto Anemia sel sabit atau sickle cell anemia merupakan salah satu kelainan darah yang ditandai dengan perubahan bentuk eritrosit. Normalnya, eritrosit atau sel darah merah berbentuk bulatan pipih. Namun pada sickle cell anemia, bentuknya berubah seperti sabit atau menyerupai huruf C. Kondisi tersebut bisa membahayakan tubuh jika tidak segera ditangani. Bentuk sabit pada sel darah merah akan membuatnya sulit bergerak. Padahal, sel darah merah memiliki peran penting dalam membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Mengutip Live Science, setiap organ di dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk menjalankan fungsi dan tugas masing-masing. Tanpa oksigen selama lima menit, sel-sel di otak akan mulai mati dan berhenti berfungsi. Begitu juga dengan sel di bagian tubuh lainnya. Penyebab penyakit sickle cell anemia, sebetulnya belum diketahui secara pasti apa faktor pemicu keadaan ini. Hanya saja, menurut Medical News Today, penyakit anemia sel sabit biasanya terjadi karena faktor genetik. Dengan kata lain, hampir semua pasien penyakit sickle cell anemia ini memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa. Begitu juga dengan bayi yang lahir dari orang tua pengidap penyakit ini, berpeluang mengalami keadaan yang sama. Gejala penyakit sickle cell anemia Tanda atau gejala dari penyakit anemia sel sabit biasanya sudah muncul sekitar usia lima bulan. Meski, kondisinya bisa berbeda-beda setiap orang. Tiap gejala bisa terjadi secara bertahap, mulai dari yang ringan hingga terasa menyakitkan. Berikut beberapa gejala penyakit anemia sel sabit 1. Mudah lelah Gejala sickle cell anemia yang pertama adalah mudah lelah. Bukan karena tidak adanya asupan karbohidrat, kondisi ini disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen di dalam tubuh. Seperti yang telah dijelaskan, hampir semua organ di tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk menjalankan fungsi dan tugas masing-masing. Tidak adanya oksigen bisa mengganggu seluruh proses yang dikerjakan. Akibatnya, tubuh akan menjadi mudah lelah. 2. Mudah nyeri Nyeri bisa menandakan adanya ketidakberesan di dalam tubuh. Pada penyakit anemia sel sabit, sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk memblokir sirkulasi di pembuluh darah kecil menuju perut, dada, dan persendian. Berbeda dengan nyeri akibat faktor lain, rasa sakit yang disebabkan oleh anemia sel sabit bisa berlangsung hingga beberapa jam, bahkan hingga rentang mingguan. Jika nyeri berlangsung cukup lama, tak perlu ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar segera mendapat penanganan. 3. Sickle cell anemia bisa sebabkan penglihatan kabur Jika kamu sering mengalami gangguan penglihatan, bisa jadi itu adalah tanda dari penyakit anemia sel sabit. Kondisi ini disebabkan oleh terbatasnya pasokan darah di sekitar mata karena terjadi penyumbatan. Salah satu bagian mata yang paling terdampak dari keadaan ini adalah retina. Mata akan kesulitan memproses gambar visual dari bayangan objek yang ditangkap. Baca juga Bisa Bikin Buta, Ini 5 Penyebab Glaukoma Mata 4. Sering mengalami infeksi Pasien penyakit anemia sel sabit akan lebih sering mengalami infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya sistem limfatik yang bertugas membersihkan racun dan zat berbahaya di dalam tubuh. Dokter biasanya melakukan vaksinasi dan memberi antibiotik untuk mencegah infeksi yang bisa mengancam nyawa, seperti pneumonia atau radang paru-paru. 5. Pembengkakan di kaki dan tangan Pada umumnya, pembengkakan lebih sering disebabkan oleh peradangan atau infeksi. Tapi pada penyakit anemia sel sabit, pembengkakan dipicu oleh darah yang terjebak di area tertentu, misalnya tangan dan kaki. Darah tidak bisa mengalir karena terhalang oleh sel sabit di pembuluh kecil, arteri, maupun vena. 6. Sickle cell anemia dapat sebabkan gangguan pertumbuhan Pada anak-anak, penyakit anemia sel sabit bisa mengganggu masa pertumbuhannya. Kerusakan sel darah merah membuat oksigen tidak terdistribusi dengan baik ke seluruh tubuh. Padahal, oksigen juga berperan sebagai kendaraan’ untuk banyak nutrisi. Selain mengganggu proses pertumbuhan, penyakit ini dapat memperlambat atau menunda masa pubertas pada anak-anak yang sedang memasuki usia remaja. Baca juga Moms Wajib Tahu! Ini 6 Penyebab Stunting pada Anak yang Sering Diabaikan Komplikasi penyakit anemia sel sabit Penyumbatan oleh sel sabit bisa memicu banyak komplikasi. Sumber foto Perubahan bentuk pada eritrosit menyebabkan kerusakan pada hemoglobin, protein darah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sel sabit ini cenderung saling mengikat satu sama lain, yang akhirnya dapat membentuk gumpalan penyumbat. Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa menyebabkan risiko berbagai komplikasi, seperti Stroke. Sel sabit dapat menghalangi sirkulasi darah menuju otak. Penyumbatan ini yang menyebabkan otak tidak mendapat cukup oksigen dari darah. Tanda paling umum dari stroke meliputi sulit bicara, mati rasa pada lengan dan kaki, serta organ limfatik. Sel sabit menghalangi sirkulasi darah menuju organ-organ limfatik seperti ginjal dan hati. Jika tidak ada darah yang masuk, maka proses filtrasi atau penyaringan racun dan zat berbahaya di dalam tubuh juga akan paru. Terhambatnya sirkulasi darah di sekitar paru-paru bisa membuat tekanannya naik. Akibatnya, kamu akan lebih sering mengalami sesak dada akut. Penyumbatan pembuluh darah menuju paru-paru akan menimbulkan rasa nyeri tak tertahankan di Sel sabit bisa menghambat sirkulasi darah menuju area belakang mata. Sehingga, beberapa bagian mata yang bertugas menangkap cahaya dan meneruskan bayangan menuju otak menjadi empedu. Kerusakan sel darah merah bisa menghasilkan zat bernama bilirubin. Kadar bilirubin yang tinggi akan memicu pembentukan kristal-kristal menyerupai batu di sekitar Pria yang mengidap penyakit anemia sel sabit rentan mengalami ereksi menyakitkan dalam durasi yang cukup lama. Darah di penis sulit mengalir kembali ke jantung akibat penyumbatan sel kehamilan. Wanita hamil yang memiliki penyakit anemia sel sabit berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Kondisi ini bisa menyebabkan keguguran dan persalinan prematur. Kapan harus ke dokter? Penyakit anemia sel sabit atau sickle cell anemia biasanya sudah bisa dideteksi pada saat lahir melalui proses screening. Meski begitu, bisa saja keadaan ini baru diketahui beberapa tahun setelahnya. Ada baiknya segera periksa ke dokter jika telah mengalami Demam tinggi. Infeksi pertama dari penyakit anemia sel sabit ditandai dengan demam di kaki atau tangan yang tak kunjung tak tertahankan di perut, dada, persendian, dan tulang secara di area putih pada mata berubah menjadi kuning. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin akibat kerusakan sel darah gejala menyerupai stroke seperti kelumpuhan di satu sisi tubuh, sulit bicara, sulit berjalan, perubahan penglihatan secara mendadak, sakit kepala akut, hingga mati rasa di beberapa bagian. Diagnosis penyakit anemia sel sabit Sebelum melakukan penanganan sickle cell anemia, dokter akan menjalankan pemeriksaan guna mendapatkan diagnosis yang tepat. Kamu mungkin cukup menjalani satu kali pemeriksaan untuk mengetahui hasil pastinya. Tapi jika dokter memerlukan hasil pendukung, pemeriksaan lain mungkin akan dilakukan. 1. Pemeriksaan darah Pemeriksaan ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mendeteksi adanya kelainan pada sejumlah komponen darah. Dokter akan melakukan pengecekan terhadap bentuk dan kadar hemoglobin serta eritrosit. Pada orang dewasa, sampel darah diambil dari pembuluh di lengan. Sedangkan pada anak-anak, diambil dari jari tangan atau tumit. Sampel kemudian diperiksa di laboratorium, apakah ada kerusakan pada hemoglobin atau tidak. 2. Pemeriksaan pembuluh darah Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan gelombang ultrasound, mendeteksi adanya kemungkinan penyumbatan pada pembuluh darah. Dokter akan memerhatikan aliran darah, apakah normal atau tidak. Tes ini relatif aman untuk anak-anak karena tidak menimbulkan rasa sakit. 3. Pemeriksaan sebelum kelahiran Pemeriksaan yang satu ini dilakukan kepada wanita hamil yang sedang mengidap penyakit anemia sel sabit. Tujuannya, mendeteksi apakah bayi di dalam rahim mengalami keadaan yang sama atau tidak. Pemeriksaan ini penting dilakukan, karena anemia sel sabit dipengaruhi oleh faktor keturunan. Cara mengatasi penyakit anemia sel sabit Setelah mendapat diagnosis yang tepat, dokter akan memulai penanganan berdasarkan hasil dari pemeriksaan sebelumnya. Ada tiga penanganan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi sickle cell anemia, yaitu transfusi darah, konsumsi obat-obatan, atau transplantasi sel induk. 1. Transfusi darah Syarat donor darah. Sumber foto Transfusi dilakukan untuk menggantikan sel darah merah yang telah berubah bentuk menjadi sabit. Umumnya, darah dari pendonor akan dimasukkan melalui pembuluh di tangan. Selain memperbarui eritrosit, transfusi juga berfungsi untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi serius. Baca juga Sebelum Donor Darah, Yuk, Cek Syarat dan Ketentuan Donor Darah di Sini 2. Obat untuk sickle cell anemia Obat-obatan yang diberikan kepada pasien bersifat meredakan gejala. Artinya, obat tersebut digunakan untuk mengatasi keluhan yang muncul. Pereda nyeri merupakan obat yang sering diresepkan dokter, seperti crizanlizumab dan obat orall-glutamin. 3. Transplantasi sel induk Transplantasi sel induk dilakukan dengan mengganti sumsum tulang yang terkena anemia sel sabit. Prosesnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena melibatkan orang lain sebagai pendonor. Transplantasi sel induk biasanya menggunakan donor yang cocok, seperti saudara kandung yang tidak mengidap penyakit serupa. Karena sangat berisiko dan cukup rumit, prosedur ini hanya direkomendasikan untuk pasien yang memiliki gejala parah dan komplikasi serius. Cara mencegah penyakit anemia sel sabit Hingga saat ini, belum ada cara efektif untuk mencegah penyakit anemia sel sabit. Sebab, penyakit ini lebih dipengaruhi oleh gen atau faktor keturunan. Meski begitu, kamu bisa meminimalkan risikonya dengan melakukan beberapa hal, seperti Perbanyak asupan asam folat. Nutrisi ini dapat membantu sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah baru. Kamu bisa mendapatkan asam folat dari beberapa makanan seperti kacang-kacangan, buah-buahan segar, dan sayuran berdaun multivitamin. Kombinasi beberapa vitamin dapat mendukung proses produksi sejumlah komponen air putih. Dehidrasi bisa meningkatkan risiko penyakit anemia sel sabit. Asupan air yang cukup diyakini dapat menjaga bentuk sel darah merah agar tidak mengalami rokok. Kandungan rokok seperti nikotin bisa bertahan di dalam tubuh hingga delapan jam. Lama-kelamaan, zat tersebut akan masuk ke dalam darah dan menyebabkan kerusakan. Nah, itulah ulasan lengkap tentang penyakit anemia sel sabit atau sickle cell anemia dan bahaya yang menyertainya. Jika kamu sudah merasakan gejala seperti yang telah disebutkan di atas, tak perlu pikir panjang untuk segera hubungi dokter. Tetap jaga kesehatan, ya! Jangan pernah ragu untuk konsultasikan masalah kesehatanmu bersama dokter terpercaya di Good Doctor dengan akses layanannya 24/7. Mitra dokter kami siap memberi solusi. Yuk, download aplikasi Good Doctor di sini! A anemia é uma condição na qual o conteúdo de hemoglobina no sangue fica abaixo do normal, levando à diminuição da capacidade de transporte de oxigênio. A hemoglobina é a substância que nosso corpo utiliza para transportar o oxigênio e é carregada em nosso sangue pelas hemácias ou glóbulos vermelhos. Crianças, gestantes, lactantes, meninas adolescentes e mulheres adultas em fase de reprodução são os grupos mais afetados pela anemia. Contudo, os homens, especialmente os idosos, também podem ser afetados pelo quadro de hemoglobina baixa. Há várias formas de se classificar as anemias. Elas podem ser divididas pelas suas causas, pelas alterações que elas causam nos exames de sangue ou pela gravidade. Mais comumente, explicamos que a anemia pode nascer com o indivíduo anemia hereditária ou pode acometer a pessoa por algo que lhe acontece durante a vida anemias adquiridas.Anemias hereditárias As anemias hereditárias geralmente se relacionam a alterações genéticas na fabricação do glóbulo vermelho – seja da membrana que dá forma ao glóbulo vermelho, seja das substâncias que estão em seu interior – hemoglobina e proteínas enzimas. Neste grupo, temos algumas causas comuns em nossa população, como as talassemias ou anemias do Mediterrâneo, comuns em indivíduos com ascendência italiana, portuguesa e libanesa; ou ainda a anemia falciforme, mais comum, no Brasil, em indivíduos com ascendência africana. Anemias adquiridas As anemias adquiridas podem acontecer por carência de nutrientes, por alterações na medula óssea ou ainda por outra doença que causa anemia por outros mecanismos. Assim, nos quadros de carência de vitaminas, podemos citar a falta de ferro ou de vitamina doenças da medula óssea, podemos citar a leucemia ou a síndrome mielodisplásica. Já nas doenças que causam anemia por outros mecanismos, citamos as diversas doenças reumatológicas e infecciosas, a insuficiência renal crônica ou as alterações de forma de classificar a anemia é pelas causas. Nosso sangue é fabricado diariamente em nossa medula óssea. A cada segundo, são produzidos e destruídos quase 2,5 milhões de glóbulos vermelhos. Para fabricar cada hemácia, é necessária a integridade da medula óssea e nutrientes adequados. Boa parte desses nutrientes vêm dos glóbulos vermelhos diariamente destruídos, depois de circularem por 4 meses no organismo, com seus componentes quase que integralmente da medula óssea e dos nutrientes, é necessária uma estimulação adequada da medula por substâncias que informam as necessidades de oxigênio do nosso corpo. A mais importante é a eritropoietina, produzida em nossos integridade de nossa circulação também é fundamental. Ou seja, se os glóbulos vermelhos são perdidos por sangramento, por exemplo, também podemos ter uma baixa na hemoglobina. As causas da anemia podem ser divididas em Não produção de células sanguíneas vermelhas suficientes pelo corpo; Sangramentos, que fazem com que você perca glóbulos vermelhos mais rapidamente do que eles podem ser substituídos; Destruição dos glóbulos vermelhos anemias hemolíticas. Essa é a forma mais comum de anemia. Pode ocorrer especialmente pela falta de nutrientes, como o ferro, mas também por interrupção da produção da medula óssea e falta de eritropoietina, que pode ser ocasionada por insuficiência dos rins ou doenças inflamatórias, autoimunes ou infecciosas. Anemia ferropriva é o tipo de anemia decorrente da deficiência de ferro dentro do organismo levando à uma diminuição da produção, tamanho e teor de hemoglobina dos glóbulos vermelhos, hemácias. O ferro é essencial para a produção dos glóbulos vermelhos e seus níveis baixos no sangue comprometem toda cascata de produção das hemácias. Na anemia por deficiência de vitamina B12, ocorre baixa contagem de hemácias devido a pouca quantidade dessa vitamina no causadas por deficiência de vitamina B12 ou de ácido fólico, no geral, são chamadas de anemias megaloblásticas. Já a deficiência de vitamina B12 causada por falha de nosso organismo em obtê-la é chamada de anemia perniciosa. A anemia perniciosa é um tipo de doença autoimune que ataca os mecanismos normais de obtenção de vitaminas B12 dos alimentos. Nessa doença, apesar de você se alimentar adequadamente, a vitamina não consegue entrar em nosso corpo. Mais raramente, a deficiência de vitamina B12 pode resultar de uma dieta deficiente desta vitamina, que é encontrada principalmente em carnes, ovos e leite. Esse é um problema mais comum em vegetarianos e veganos. A anemia aplástica é uma condição rara, com risco de morte, que ocorre quando a medula óssea é destruída e não consegue produzir a quantidade suficiente de glóbulos vermelhos e das demais células sanguíneas fundamentais para o nosso organismo, como os glóbulos brancos e as doença, a medula óssea normal acaba sendo substituída por gordura, que não produz as células adequadamente. Na maior parte dos pacientes, é causada por um mecanismo autoimune, que pode ser disparado por infecções, outras doenças autoimunes e exposição a produtos químicos tóxicos. A doença pode se manifestar de diferentes formas e intensidades. Algumas doenças podem afetar a capacidade do corpo de fazer glóbulos vermelhos. Por exemplo, alguns pacientes com doença renal desenvolvem anemia por falta da eritropoietina, não conseguindo sinalizar a medula óssea que ela deveria fazer novos ou mais glóbulos quimioterapia utilizada para tratar vários tipos de câncer também prejudica a capacidade do corpo de fazer novos glóbulos vermelhos, podendo causar a anemia. Em pessoas saudáveis, os glóbulos vermelhos vivem cerca de 120 dias antes de serem descartados pelo organismo. Na anemia hemolítica, os glóbulos vermelhos no sangue são destruídos antes do tempo normal, sem dar tempo de serem repostos pela medula óssea. A anemia hemolítica também tem sua forma autoimune, que ocorre quando o sistema imunológico identifica erroneamente seus próprios glóbulos vermelhos como corpos estranhos, desenvolvendo anticorpos que atacam as hemácias, destruindo-as muito prematuramente. A anemia falciforme é um tipo de doença hemolítica hereditária passa dos pais para os filhos, caracterizada pela alteração dos glóbulos vermelhos do sangue, tornando-os parecidos com uma foice, daí o nome falciforme. Essas células têm sua membrana alterada e rompem-se mais facilmente, causando importante não confundir a anemia falciforme com a anemia ferropriva, causada por deficiência de ferro. A segunda é muito mais comum estima-se que 90% das anemias sejam causadas por carência de ferro. Nesse tipo de anemia, estão incluídas as anemias por perdas agudas, como as que acontecem em um acidente ou em hemorragias. As perdas crônicas podem ser bem enganadoras, porque acontecem lentamente, passando pouco percebidas e permitindo que nosso corpo se adapte à baixa da hemoglobina, que às vezes pode ser bem desse tipo de anemia ocorrem em adolescentes e mulheres jovens, em que a menstruação pode ter um fluxo excessivo. Há também pequenas perdas crônicas, que podem acontecer por câncer de intestino, por exemplo. Essas perdas crônicas levam a uma baixa de hemoglobina por deficiência de sintomas de anemia são inespecíficos, necessitando-se de exames laboratoriais sangue para que seja confirmado o diagnóstico. Entretanto, os principais sinais físicos da anemia são Fadiga generalizada; Anorexia falta de apetite; Palidez de pele e mucosas parte interna do olho, gengivas; Olhos amarelados nas anemias hemolíticas; Menor disposição para o trabalho; Dificuldade de aprendizagem nas crianças; Falta de ar; Tontura; Dor no peito; Mãos e pés frios; Dor de cabeça; Apatia crianças muito "paradas"; Vontade de comer substâncias não alimentares, como gelo ou arroz cru; Formigamento nas mãos e pés. Para o diagnóstico da anemia, é necessário recorrer aos indicadores laboratoriais hematológicos. O nível baixo de hemoglobina é um dos indicadores que tem sido amplamente utilizado em inquéritos epidemiológicos para anemia, além de ser considerado adequado num diagnóstico preliminar para levantamentos em indivíduo está com anemia quando Mulheres hemoglobina menor que 12g/dl; Homens hemoglobina menor que 13g/d; Crianças de 6 a 60 meses hemoglobina abaixo de 11,0 g/dl; Grávidas hemoglobina abaixo de 11,0 g/dl. Nas anemias adquiridas, existem situações que podem colocar você em um maior risco de desenvolver o problema, como Ter uma dieta com baixas quantidades em ferro, vitamina B12 e ácido fólico aumenta o risco de anemia. Esse risco é bem maior em pessoas com necessidade maior de ferro, como crianças em crescimento e gestantes. Um adulto com carência de ferro ou vitamina B12 deve ser investigado por médico antes de se atribuir anemia a falha da dieta. Ter uma desordem intestinal que afeta a absorção de nutrientes no intestino delgado - como doença de Crohn e doença celíaca - coloca você em risco de anemia. Em geral, as mulheres que não chegaram ainda na menopausa apresentam maior risco de anemia ferropriva do que homens e mulheres na pós-menopausa. Isso porque a menstruação causa a perda de glóbulos vermelhos. Se você está grávida e não está tomando um multivitamínico com ácido fólico, você pode estar com um risco aumentado de anemia. Se você tem câncer como mielofibrose, insuficiência renal ou outra condição crônica, você pode estar em risco de anemia. Essas condições podem levar a uma escassez de glóbulos vermelhos. Cirurgias que removem o estômago ou duodeno e cirurgia bariátrica diminuem a capacidade de absorção da vitamina B12 e do ferro. Todo paciente que fará esse tipo de procedimento tem de ser preparado e depois acompanhado para impedir anemia no pós-operatório. Esta tem sido uma causa emergente de anemia por deficiência de ferro ou vitamina exames mais apropriados são Exame físico durante a consulta para analisar os sintomas; Hemograma completo detecta se a taxa de hemoglobina está baixa e se o formato dos glóbulos vermelhos está alterado; Exames laboratoriais para analisar a deficiência de vitaminas. Se você receber um diagnóstico de anemia, seu médico pode solicitar testes adicionais para determinar o tipo da anemia. Uma vez apresentando quadro de cansaço, fraqueza, indisposição, amarelamento de pele e mucosas, o paciente deve procurar o médico para um diagnóstico adequado e, se necessário, procurar um médico que podem diagnosticar a anemia são Clínico geral Hematologista Endocrinologista O tratamento da anemia depende da causa e do tipo. O tratamento para esta forma de anemia geralmente envolve tomar suplementos de ferro e fazer mudanças na dieta. Apesar da dieta em si poder ser uma causa, a deficiência de ferro é mais frequentemente causada por menstruações excessivas e sangramentos intestinais, sendo uma pista para condições que podem ser tratadas mais cedo, como cânceres a causa subjacente da deficiência de ferro é perda de sangue - além da menstruação - a fonte do sangramento deve ser localizada e interrompida. Isso pode envolver uma cirurgia. O tratamento de ácido fólico e deficiência de B12 envolve suplementos dietéticos e aumenta esses nutrientes em sua o seu sistema digestivo tiver problemas para absorver a vitamina B12 dos alimentos que você come, você pode precisar de injeções de vitamina B12. No início, você pode receber os injeções todos os dias. Eventualmente, você precisará tomar apenas uma vez por mês, o que pode continuar para a vida, dependendo da sua situação. O tratamento para esta anemia pode incluir transfusões de sangue para aumentar os níveis de glóbulos vermelhos. Você pode precisar de um transplante de medula óssea, caso ela esteja doente e não consiga produzir células sanguíneas saudáveis. O tratamento de anemias hemolíticas inclui tratar infecções relacionadas e tomar medicamentos que suprimem seu sistema imunológico, o que pode estar atacando seus glóbulos da gravidade da sua anemia, pode ser necessária uma transfusão de sangue ou plasmaférese. A plasmaférese é um tipo de procedimento de filtragem de sangue. Em certos casos, a remoção do baço pode ser útil. O diagnóstico correto é essencial para o melhor tratamento. O tratamento para esta anemia pode incluir a administração de oxigênio, medicamentos para aliviar a dor e fluídos orais e intravenosos para reduzir a dor e prevenir complicações. Os médicos também podem recomendar transfusões de sangue, suplementos de ácido fólico e medicamento chamado hidroxiureia Droxia, Hydrea, originalmente usado contra alguns tipos de câncer, é usado para tratar a maior parte dos pacientes com anemia falciforme. Recentemente, a reposição de glutamina também foi aprovada para o tratamento desta transplante de medula óssea também pode ser um tratamento eficaz em algumas circunstâncias, especialmente na infância ou adolescência. A alimentação é primordial para a prevenção e tratamento da anemia. Portanto, encaixar substâncias como vitamina A, ferro e ácido fólico no cardápio acaba se tornando um passo essencial para a manutenção de nossa saúde. Você pode encontrar estes componentes em alimentos como Carne vermelha; Verduras de folhas escuras e leguminosas; Alimentos alaranjados; Ovos. Confira outros alimentos para reduzir os impactos da anemia, e por que eles são importantes para o organismo. Os medicamentos mais usados para o tratamento de anemia são Combiron Combiron Fólico Ferronil Hemax Eritron Hemogenin Neutrofer Noripurum EV Noripurum Fólico Prednisolona Prednisona. Somente um médico pode dizer qual o medicamento mais indicado para o seu caso, bem como a dosagem correta e a duração do tratamento. Siga sempre à risca as orientações do seu médico e NUNCA se interrompa o uso do medicamento sem consultar um médico antes e, se tomá-lo mais de uma vez ou em quantidades muito maiores do que a prescrita, siga as instruções na anemias adquiridas geralmente têm cura – principalmente as mais comuns baixa ingestão ou perda aumentada de ferro e deficiência de absorção de vitamina B12. As que ocorrem devido a outras causas problemas em rins ou doenças reumatológicas são tratadas indiretamente, uma vez que o tratamento destes problemas acaba por resolver a as anemias que são causadas por problemas na medula óssea, por terem quadros mais complexos, e as anemias hereditárias, por serem de causa genética, necessitam de tratamentos mais causas mais comuns de anemia podem ser prevenidas com dieta balanceada e equilibrada e com acompanhamento médico conviver bem com anemia, é preciso seguir à risca as orientações médicas, promovendo as alterações exigidas na dieta e tomando os suplementos conforme tratamento, a anemia pode causar muitos problemas de saúde, tais como Quando a anemia é grave o suficiente, você pode estar tão cansado que não pode completar tarefas diárias. As mulheres grávidas com anemia por deficiência de folato podem ter mais probabilidades de sofrer complicações, como parto prematuro. Em crianças, a anemia está associada ao retardo do crescimento, comprometimento da capacidade de aprendizagem desenvolvimento cognitivo, da coordenação motora e da linguagem; efeitos comportamentais, como a falta de atenção, fadiga, redução da atividade física e da afetividade; assim como uma baixa resistência a infecções. A anemia pode levar a batimentos cardíacos rápidos ou irregulares arritmia. Quando você é anêmico, seu coração deve bombear mais sangue para compensar a falta de oxigênio nas células. Isso pode levar a um coração aumentado ou insuficiência cardíaca. Qualquer anemia não tratada adequadamente pode causar até a morte do paciente. A anemia ferropriva, que atinge mais de 1 bilhão de pessoas no planeta, esteve ligada a quase mortes no mundo em da Saúde Dr. Sergio Augusto Buzian Brasil, médico hematologista do Hospital Santa PaulaMayo Clinic American Society of HematologyDra. Mary Vieira Pedroso, médica hematologista da Rede de Hospitais São Camilo de São Guilherme Henrique Hencklain Fonseca, médico hematologista do Hospital Santa Paula OverviewAnemia is a problem of not having enough healthy red blood cells or hemoglobin to carry oxygen to the body's tissues. Hemoglobin is a protein found in red cells that carries oxygen from the lungs to all other organs in the body. Having anemia can cause tiredness, weakness and shortness of breath. There are many forms of anemia. Each has its own cause. Anemia can be short term or long term. It can range from mild to severe. Anemia can be a warning sign of serious illness. Treatments for anemia might involve taking supplements or having medical procedures. Eating a healthy diet might prevent some forms of anemia. Types Aplastic anemia Iron deficiency anemia Sickle cell anemia Thalassemia Vitamin deficiency anemia SymptomsAnemia symptoms depend on the cause and how bad the anemia is. Anemia can be so mild that it causes no symptoms at first. But symptoms usually then occur and get worse as the anemia gets worse. If another disease causes the anemia, the disease can mask the anemia symptoms. Then a test for another condition might find the anemia. Certain types of anemia have symptoms that point to the cause. Possible symptoms of anemia include Tiredness. Weakness. Shortness of breath. Pale or yellowish skin, which might be more obvious on white skin than on Black or brown skin. Irregular heartbeat. Dizziness or lightheadedness. Chest pain. Cold hands and feet. Headaches. When to see a doctorMake an appointment with your health care provider if you're tired or short of breath and don't know why. Low levels of the protein in red blood cells that carry oxygen, called hemoglobin, is the main sign of anemia. Some people learn they have low hemoglobin when they donate blood. If you're told that you can't donate because of low hemoglobin, make a medical appointment. From Mayo Clinic to your inbox Sign up for free and stay up to date on research advancements, health tips, current health topics, and expertise on managing health. Click here for an email preview. To provide you with the most relevant and helpful information, and understand which information is beneficial, we may combine your email and website usage information with other information we have about you. If you are a Mayo Clinic patient, this could include protected health information. If we combine this information with your protected health information, we will treat all of that information as protected health information and will only use or disclose that information as set forth in our notice of privacy practices. You may opt-out of email communications at any time by clicking on the unsubscribe link in the e-mail. CausesAnemia occurs when the blood doesn't have enough hemoglobin or red blood cells. This can happen if The body doesn't make enough hemoglobin or red blood cells. Bleeding causes loss of red blood cells and hemoglobin faster than they can be replaced. The body destroys red blood cells and the hemoglobin that's in them. What red blood cells doThe body makes three types of blood cells. White blood cells fight infection, platelets help blood clot and red blood cells carry oxygen throughout the body. Red blood cells have an iron-rich protein that gives blood its red color, called hemoglobin. Hemoglobin lets red blood cells carry oxygen from the lungs to all parts of the body. And it lets red blood cells carry carbon dioxide from other parts of the body to the lungs to be breathed out. Spongy matter inside many of the large bones, called bone marrow, makes red blood cells and hemoglobin. To make them, the body needs iron, vitamin B-12, folate and other nutrients from foods. Causes of anemiaDifferent types of anemia have different causes. They include Iron deficiency anemia. Too little iron in the body causes this most common type of anemia. Bone marrow needs iron to make hemoglobin. Without enough iron, the body can't make enough hemoglobin for red blood cells. Pregnant people can get this type of anemia if they don't take iron supplements. Blood loss also can cause it. Blood loss might be from heavy menstrual bleeding, an ulcer, cancer or regular use of some pain relievers, especially aspirin. Vitamin deficiency anemia. Besides iron, the body needs folate and vitamin B-12 to make enough healthy red blood cells. A diet that doesn't have enough of these and other key nutrients can result in the body not making enough red blood cells. Also, some people can't absorb vitamin B-12. This can lead to vitamin deficiency anemia, also called pernicious anemia. Anemia of inflammation. Diseases that cause ongoing inflammation can keep the body from making enough red blood cells. Examples are cancer, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, kidney disease and Crohn's disease. Aplastic anemia. This rare, life-threatening anemia occurs when the body doesn't make enough new blood cells. Causes of aplastic anemia include infections, certain medicines, autoimmune diseases and being in contact with toxic chemicals. Anemias linked to bone marrow disease. Diseases such as leukemia and myelofibrosis can affect how the bone marrow makes blood. The effects of these types of diseases range from mild to life-threatening. Hemolytic anemias. This group of anemias is from red blood cells being destroyed faster than bone marrow can replace them. Certain blood diseases increase how fast red blood cells are destroyed. Some types of hemolytic anemia can be passed through families, which is called inherited. Sickle cell anemia. This inherited and sometimes serious condition is a type of hemolytic anemia. An unusual hemoglobin forces red blood cells into an unusual crescent shape, called a sickle. These irregular blood cells die too soon. That causes an ongoing shortage of red blood cells. Risk factorsThese factors can increase risk of anemia A diet that doesn't have enough of certain vitamins and minerals. Not getting enough iron, vitamin B-12 and folate increases the risk of anemia. Problems with the small intestine. Having a condition that affects how the small intestine takes in nutrients increases the risk of anemia. Examples are Crohn's disease and celiac disease. Menstrual periods. In general, having heavy periods can create a risk of anemia. Having periods causes the loss of red blood cells. Pregnancy. Pregnant people who don't take a multivitamin with folic acid and iron are at an increased risk of anemia. Ongoing, called chronic, conditions. Having cancer, kidney failure, diabetes or another chronic condition increases the risk of anemia of chronic disease. These conditions can lead to having too few red blood cells. Slow, chronic blood loss from an ulcer or other source within the body can use up the body's store of iron, leading to iron deficiency anemia. Family history. Having a family member with a type of anemia passed through families, called inherited, can increase the risk of inherited anemias, such as sickle cell anemia. Other factors. A history of certain infections, blood diseases and autoimmune conditions increases the risk of anemia. Drinking too much alcohol, being around toxic chemicals, and taking some medicines can affect the making of red blood cells and lead to anemia. Age. People over age 65 are at increased risk of anemia. ComplicationsIf not treated, anemia can cause many health problems, such as Severe tiredness. Severe anemia can make it impossible to do everyday tasks. Pregnancy complications. Pregnant people with folate deficiency anemia may be more likely to have complications, such as premature birth. Heart problems. Anemia can lead to a rapid or irregular heartbeat, called arrhythmia. With anemia, the heart must pump more blood to make up for too little oxygen in the blood. This can lead to an enlarged heart or heart failure. Death. Some inherited anemias, such as sickle cell anemia, can lead to life-threatening complications. Losing a lot of blood quickly causes severe anemia and can be fatal. PreventionMany types of anemia can't be prevented. But eating a healthy diet might prevent iron deficiency anemia and vitamin deficiency anemias. A healthy diet includes Iron. Iron-rich foods include beef and other meats, beans, lentils, iron-fortified cereals, dark green leafy vegetables, and dried fruit. Folate. This nutrient, and its human-made form folic acid, can be found in fruits and fruit juices, dark green leafy vegetables, green peas, kidney beans, peanuts, and enriched grain products, such as bread, cereal, pasta and rice. Vitamin B-12. Foods rich in vitamin B-12 include meat, dairy products, and fortified cereals and soy products. Vitamin C. Foods rich in vitamin C include citrus fruits and juices, peppers, broccoli, tomatoes, melons, and strawberries. These also help the body take in iron. If you're concerned about getting enough vitamins and minerals from food, ask your health care provider about taking a multivitamin. Anemia pada taraf ringan mungkin tidak memunculkan gejala yang begitu berarti. Namun, umumnya, gejala anemia adalah Merasa mudah marah Merasa lemah atau lelah lebih sering dari biasanya Sakit kepala Sulit berkonsentrasi atau berpikir Namun, kondisi ini bisa semakin parah apabila tidak kunjung ditangani. Jika semakin memburuk, gejala kurang darah yang muncul bisa lebih berat, seperti Warna putih pada bagian dalam kelopak mata bawah Kuku jari kaki dan tangan rapuh Punya keinginan makan makanan tidak bernutrisi yang disebut sebagai pica seperti makan es batu atau tanah Merasa pusing saat berdiri Warna kulit pucat Sesak napas Kapan saya harus ke dokter? Apabila merasa mudah lelah tanpa aktivitas berat atau bahkan tanpa alasan tertentu, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter. Terutama jika Anda mengalami gejala-gejala di atas. Meski begitu, Anda belum tentu anemia sekalipun mengalami gejala di atas. Rasa lelah umumnya bisa jadi karena kadar hemoglobin rendah. Ini merupakan tanda awal Anda mungkin kekurangan zat besi atau penyebab lain. Anda bisa saja tak menyadari kadar Hb rendah. Hal ini umumnya diketahui ketika seseorang hendak melakukan donor darah tapi tak memenuhi kualifikasi karena kadarnya yang rendah. Periksakanlah ke dokter untuk penanganan dasar lebih lanjut. Penyebab Apa penyebab anemia? Penyebab anemia adalah kurangnya produksi sel darah merah. Ada banyak organ tubuh yang ikut bertanggung jawab untuk membantu membuat sel darah merah. Namun, sebagian besar pekerjaan ini dilakukan di sumsum tulang. Sumsum adalah jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua sel darah. Sel-sel darah merah yang masih muda umumnya dapat bertahan antara 90 – 120 hari. Secara alami, tubuh kemudian akan mengganti sel-sel darah tua dan sudah rusak. Proses ini semua diatur oleh hormon erythropoietin EPO yang dibuat di ginjal. Hormon ini akan memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk membuat lebih banyak sel darah merah. Pada kebanyakan kasus, anemia disebabkan oleh kadar hemoglobin yang tidak mencukupi. Jenis-Jenis Jenis anemia berdasarkan penyebab Saat ini. ada lebih dari 400 jenis anemia yang telah teridentifikasi. Anemia akibat kekurangan zat besi, alias defisiensi besi adalah yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Berikut ini adalah pembagian jenis-jenis anemia. 1. Akibat kurang produksi sel darah merah Anemia defisiensi zat besi, terjadi karena kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi telah menurun. Anemia kekurangan vitamin B-12 dan folat Anemia karena penyakit kronis, seperti penyakit ginjal, leukemia atau kanker darah lainnya, lupus, HIV, dan rheumatoid arthritis. Anemia akibat efek samping kemoterapi, menyebabkan produksi sel darah merah dalam tubuh berhenti sementara. Anemia aplastik adalah kondisi kekurangan darah merah akibat kegagalan fungsi sumsum tulang. 2. Akibat kehilangan darah merah Anemia akibat kehilangan darah akut, bisa terjadi karena pembedahan, trauma, atau perdarahan akut dari luka Anemia kehilangan darah kronis, dapat terjadi karena menstruasi berat menorrhagia atau karena perdarahan saluran pencernaan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kekurangan zat besi. 3. Akibat kerusakan sel darah merah Anemia karena keturunan bisa terjadi akibat struktur hemoglobin atau sel darah merah berubah, sehingga membuatnya lebih rapuh atau berumur pendek, seperti anemia sel sabit, talasemia, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase G6PD, defisiensi piruvat kinase, elliptocytosis herediter, dan spherocytosis herediter. Anemia hemolitik alloimun adalah jenis kurang darah akibat golongan darah yang tidak kompatibel. Ini bisa terjadi melalui reaksi transfusi atau pada kehamilan ketika darah ibu Rh-negatif dan darah janin Rh-positif. Anemia hemolitik autoimun adalah penyakit yang disebabkan oleh kekeliruan sistem kekebalan tubuh sehingga menyerang dan menghancurkan sel darah merah. Anemia induksi obat, terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap efek obat antibiotik. Anemia hemolitik mekanis adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan fisik pada sel darah merah. Faktor pemicunya dapat berupa efek alat medis, tekanan darah tinggi, atau bahkan aktivitas berat. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal adalah jenis kekurangan darah yang terjadi ketika tubuh Anda menghancurkan sel darah merah lebih cepat. Selain itu tubuh juga membuat setiap jenis sel darah terlalu sedikit. Faktor Risiko Siapa saja yang berisiko mengalami kurang darah? Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit anemia Pola makan kurang vitamin atau kadar nutrisi tertentu, seperti zat besi atau vitamin B12 Gangguan usus, seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn Menstruasi Kehamilan Punya penyakit kronis, seperti kanker, ginjal atau gagal hati. Riwayat keluarga Faktor-faktor lain seperti pernah mengalami infeksi tertentu, penyakit darah, gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun, juga dapat menurunkan produksi sel darah merah Komplikasi Apa komplikasi yang mungkin terjadi? Jika tidak diobati, gangguan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat anemia yang tak ditangani adalah Kelelahan berat. Anda mungkin akan mudah lelah sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas sehari-hari. Anda mungkin terlalu lelah untuk bekerja atau bahkan beraktivitas ringan Masalah jantung. Kondisi kekurangan darah ini dapat menyebabkan aritmia, yaitu denyut jantung yang cepat atau tidak teratur. Jantung Anda harus memompa lebih banyak darah untuk memenuhi kekurangan oksigen dalam darah. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan gagal jantung kongestif. Kematian. Beberapa kondisi keturunan, seperti anemia sel sabit, bisa menjadi serius dan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat dan parah dapat berakibat fatal. Diagnosis & Pengobatan Bagaimana cara mendiagnosis anemia? Cara dokter mendiagnosis penyakit anemia adalah dengan lebih dulu memeriksa kondisi fisik pasien tersebut, dengan mencari tahu gejala-gejala yang muncul. Jika gejala yang Anda rasakan dicurigai sebagai kurang darah, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan darah lengkap juga disebut CBC, complete blood count yang dapat menunjukkan jika Anda memiliki anemia normositik. Jika tes darah lengkap Anda menunjukkan rendahnya jumlah sel darah merah yang berukuran normal, dokter mungkin akan merekomendasikan lebih banyak tes lanjutan untuk memastikan diagnosis secara resmi. Jika Anda lahir dengan kondisi ini, anggota keluarga yang lain juga mungkin perlu diuji. Tes lain untuk mendiagnosis anemia adalah Tes kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, dan vitamin dan mineral lainnya Tes jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin Tes jumlah retikulosit Tes-tes lain mungkin dilakukan untuk menemukan masalah medis yang dapat menyebabkan Anda mengalami kekurangan darah. Bagaimana cara baca hasil diagnosis? Pada orang dewasa, kondisi anemia dapat ditandai dengan jumlah darah yang dibawa batas normal. Berikut adalah jumlah normal darah orang dewasa Hemoglobin Hb laki-laki 13,2 – 16,6 gram/dL dan perempuan 11,6 – 15,0 gram/dL Hematokrit laki-laki 40 – 52%; wanita 35 – 47% Setelah mendiagnosis dan hasilnya positif, dokter Anda mungkin merujuk Anda ke ahli hematologi, seorang dokter yang berspesialisasi dalam gangguan darah, untuk menentukan penyebab tubuh yang kekurangan darah. Apa tes medis lainnya yang dapat membantu diagnosis? Jika Anda dipastikan punya anemia, dokter Anda mungkin menganjurkan tes tambahan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Misalnya, defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh perdarahan kronis ulkus luka, polip jinak di usus besar, kanker usus besar, tumor atau masalah ginjal. Kadang mungkin perlu untuk mempelajari sampel sumsum tulang Anda untuk mendiagnosis kondisi kekurangan darah ini. Apa saja pilihan pengobatan untuk anemia? Pengobatan anemia umumnya dilakukan dengan tujuan mengatasi penyebab kekurangan darah Anda terlebih dahulu. Beberapa pengobatan dasar anemia yang akan dianjurkan dokter, biasanya Transfusi darah Kortikosteroid atau obat lain yang menekan sistem kekebalan tubuh Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang Anda membuat lebih banyak sel darah Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya Penyakit ini bisa menjadi sangat parah, kronis, atau bahkan fatal ketika jenisnya adalah yang diwariskan. Namun, dengan pengobatan yang tepat, penyakit kekurangan darah yang paling parah sekalipun kemungkinan dapat diatasi. Pencegahan Bagaimana cara sederhana mengatasi dan mencegah anemia? Sering kali, Anda dapat mengatasi anemia dan mencegah kondisi kekurangan sel darah merah tanpa perlu perawatan medis khusus. Beberapa kondisi anemia memang tidak dapat dicegah. Namun, terdapat beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah anemia defisiensi zat besi dan vitamin dengan cara memilih diet yang mencakup berbagai vitamin dan nutrisi, seperti Konsumsi zat besi Konsumsi folat Konsumsi vitamin B12 Banyak konsumsi vitamin C A anemia é marcada pela falta de hemoglobina no sangue. Foto GI/Getty Images Publicidade A anemia é definida como uma deficiência nos níveis de hemoglobina, uma proteína dos glóbulos vermelhos ou hemácias do sangue que ajuda a transportar o oxigênio pelo organismo. Como consequência, diferentes tecidos e órgãos do corpo sofrem com a falta de oxigenação, o que pode gerar diferentes sintomas. O tratamento depende do tipo e da gravidade do problema — e vai desde a suplementação de ferro ou vitaminas do complexo B até o transplante de medula óssea. Na maioria das vezes, a anemia é consequência de uma doença ou carência nutricional, e não uma enfermidade em si. +LEIA TAMBÉM Para que serve a ivermectina Sintomas de anemia Os mais frequentes são Palidez da pele e mucosas Cansaço Falta de apetite Dor de cabeça Tontura Falta de ar Dor no peito Vontade de comer coisas estranhas gelo, terra… No caso das crianças, dificuldade de aprendizado e concentração Como esses sinais são comuns a vários outros quadros, só exames mais detalhados definem a anemia. Tipos de anemia Eles são definidos pela causa da anemia — embora os sintomas se assemelhem bastante entre um e outro. Confira os principais Anemia ferropriva é provocada pela carência de ferro, um mineral que integra a hemoglobina e ajuda na produção das hemácias. É o tipo mais comum de anemia no mundo todo. “Ela surge devido a ingestão inadequada de ferro, principalmente na infância, adolescência e gravidez”, explica o hematologista Fernando Ferreira Costa, coordenador do comitê de glóbulos vermelhos e de ferro da Associação Brasileira de Hematologia, Hemoterapia e Terapia Celular ABHH. Anemias por deficiência de vitamina B12 e ácido fólico “Essas vitaminas do complexo B são importantes para a manutenção do DNA. Sem elas, o paciente não consegue fazer as células da medula óssea se dividirem para formarem os glóbulos vermelhos”, informa Costa. Quando a falta desses nutrientes é causada pela dieta inadequada, dá-se o nome de anemia megaloblástica. Porém, algumas pessoas possuem uma doença autoimune que as impede de absorver essas vitaminas pela alimentação. Se isso culminar em redução das hemoglobinas, estamos diante da anemia perniciosa. Anemia aplástica essa é uma doença autoimune marcada pela redução na produção de diferentes constituintes do sangue. Ela pode ser hereditária ou, mais comumente, disparada por certas infecções HIV, hepatite, vírus Epstein Barr… ou exposição a produtos químicos tóxicos. Essa versão de anemia acarreta sintomas específicos, como sangramentos involuntários constantes e manchas roxas pelo corpo. Anemia hemolítica “Em pessoas saudáveis, os glóbulos vermelhos vivem, em média, 120 dias. Na anemia hemolítica, o tempo é reduzido para dez a 20 dias”, compara Costa. Essas células são destruídas pelos próprios anticorpos do corpo, seja em decorrência de uma doença autoimune, seja pela ação de medicamentos e reações à transfusão de sangue. Continua após a publicidade Anemia falciforme é um tipo de anemia hemolítica hereditária. A hemoglobina dos pacientes com essa doença tem um formato diferente, que acaba se destruindo com mais facilidade. Eles sentem dor no corpo e correm maior risco de infecções. Quais são os fatores de risco Herança genética Crianças e adolescentes em fase de crescimento Gestantes Idosos Mulheres com fluxo menstrual intenso Pessoas que seguem dietas restritivas ou pobres em nutrientes pessoas vegetarianas ou veganas devem conversar com profissionais Pacientes com doenças crônicas, autoimunes ou que causam sangramentos Como é o diagnóstico A identificação da anemia se baseia principalmente na história do paciente e em um hemograma, o popular exame de sangue. “Mas também precisamos identificar o tipo e as razões da anemia. É necessário saber o porquê de ela ter aparecido”, pontua Costa. Isso pode exigir testes complementares. Definir a versão de anemia nem sempre é fácil. Casos complexos em geral precisam ser encaminhados para um hematologista. A anemia tem cura? Como funciona o tratamento As anemias provocadas por desajustes na alimentação são facilmente tratáveis com suplementação por via oral ou injetável, que sempre deve ser recomendada por um especialista. Em paralelo, a pessoa será orientada a acertar sua dieta. Se o aporte de ferro ou de vitaminas do complexo B for normalizado, pronto a anemia tende a desaparecer. Já outras situações envolvem tratamentos mais delicados. “Para lidar com a aplástica, por exemplo, temos que fazer um transplante de medula óssea 100% compatível”, avisa Costa. “Na falciforme, a terapia básica se inicia nos primeiros anos de vida com o intuito de prevenir complicações e infecções. São aplicadas vacinas e antibióticos profiláticos”, acrescenta o expert. O paciente precisa de um acompanhamento multiprofissional por toda a vida. Como prevenir a anemia As anemias com razões autoimunes e hereditárias, infelizmente, não são preveníveis. Mas as geradas por deficiências nutricionais, sim. Para começar, não deixe de investir em uma alimentação rica em ferro, vitamina B12 e ácido fólico. Você encontra esses itens em frutas, verduras, cereais, leguminosas, leite, carnes e ovos. Uma dica para quem não come carne é valorizar as frutas ricas em vitamina C. Essa substância potencializa a absorção do ferro presente nas leguminosas. Os veganos especificamente precisam fazer suplementação de B12, um nutriente encontrado apenas em itens derivados de animais. “Além disso, é importante saber que existem fases da vida nas quais necessitamos de suplementos, sempre sob recomendação médica”, pontua Costa. Na gravidez, o obstetra deve repor o ferro da mulher, pois o feto exigirá uma quantidade maior do mineral. Adolescentes também têm que ficar de olho nos níveis de ferro. Já idosos tendem a sofrer com a carência de B12. Por fim, o aleitamento materno é especialmente importante para evitar a anemia em bebês, especialmente nos com 6 meses de vida ou menos. “Se no primeiro ano a criança não for amamentada, provavelmente precisará de suplemento de ferro. Isso precisa ser avaliado pelo pediatra”, finaliza Costa. Continua após a publicidade Alimentação saudávelAnemiaComplementos alimentares - vitaminasGenéticaGravidezSuplementos alimentaresVegetarianismo A saúde está mudando. O tempo todo. Acompanhe por VEJA SAÚDE e também tenha acesso aos conteúdos digitais de todos os outros títulos Abril* Informação, medicina e ciência para cuidar bem do seu corpo e mente. *Acesso digital ilimitado aos sites e às edições das revistas digitais nos apps Veja, Veja SP, Veja Rio, Veja Saúde, Claudia, Superinteressante, Quatro Rodas, Você SA e Você RH. * Pagamento anual de R$ 96, equivalente a R$ 2 por semana.

anemia lokal yg disebabkan penyumbatan arteri